Alienco.net |
Tahun demi tahun terus berganti, umur bertambah terus seiring berjalannya waktu. Undangan pernikahan dari kerabat, sahabat, dan rekan sejawat hampir setiap minggu. Meski kini kamu masih asyik dengan rutinitas kantoran, tak bisa dipungkiri, pertanyaan “Kapan Nikah” an? pasti sudah bikin panas telinga hampir di tiap kesempatan. Terutama pada saat kumpul di keluarga besar, pertanyaan “ Kapan Menikah??” sering kali dilontarkan. Ya rasanya mau tutup kuping dan pergi dari sana,,
Ya, di era modern sekarang ini mendahulukan karir ketimbang pernikahan memang menjadi pilihan banyak perempuan. Tak jarang, ini semua membuat mereka sibuk mengejar karir dan lupa akan adanya satu proses penting dalam kehidupan, yakni pernikahan. Jika sudah terlampau asyik begini, umumnya mereka baru tersadar dan kewalahan ketika dikejar pertanyaan “Kapan nikah”?
Alienco.net |
1.Merenunglah
Cara terbaik untuk bisa menjawab pertanyaan adalah dengan memahami dengan baik pertanyaan itu sendiri. ‘Memahami’ di sini tentu bukanlah bermakna denotatif, yang dimaksud dengan ‘memahami’ di sini adalah kamu mengerti betul jawaban apa yang harus kamu berikan untuk pertanyaan itu. Agar bisa benar-benar menjawab pertanyaan, jawaban tersebut tentu harus beralasan, logis, dan disampaikan dengan jelas. Untuk itu, cobalah renungi pertanyaan " Kapan nikah" ? yang bernada tagihan itu. Merenunglah dalam kondisi yang tenang, dan pertimbangkan segala aspek terkait, mulai dari usiamu saat ini, kesiapan mentalmu, kondisi finansial, harapan hidup orang tua, dan seterusnya. Satu hal yang perlu kamu ingat adalah pernikahan bukanlah perlombaan.
2. Cari Waktu yang Tepat
Setelah melewati perenungan yang dalam dan menemukan jawaban yang akan diberikan, cobalah untuk mencari timing yang tepat. Timing di sini bukan hanya soal waktu, tetapi juga terkait suasana rumah dan suasana hati orang tuamu.
3. Komunikasikan dengan Orang Tua
Setelah melalui proses perenungan yang matang dan menemukan momen yang tepat, tibalah saatnya untuk memberikan jawabanmu atas pertanyaan "Kapan Nikah"? yang bernada tagihan itu.Dalam suasana yang tenang dan terkontrol, ajaklah orangtuamu berbincang r ingan untuk menyampaikan jawabanmu atas tagihan mereka. Apapun yang menjadi jawabanmu, komunikasikan hal itu dengan tenang, percaya diri, dan penuh rasa hormat. Jangan mudah tersulut ketika keputusanmu menghadapi gugatan dari mereka. Sebaliknya, sertakan alasan logis di balik setiap keputusan yang kamu ambil. Dengan pola komunikasi yang baik, orang tua akan lebih mudah cair dan menerima alasanmu.
4. Buktikan Bahwa Kamu pun Memiliki Rencana
Tidak melihat adanya rencana yang jelas menjadi alasan umum para orang tua melontarkan tagihan menikah kepada sang anak. Oleh karenanya, pada akhirnya mereka memberanikan diri melontarkan tagihan itu secara langsung. Untuk itu, ketika sesi komunikasi dilangsungkan, jangan lupa untuk memberikan ‘bocoran visi hidupmu’ ya. Bocoran visi hidup yang kamu berikan tentunya harus jelas dan terukur.
5. Jalani Keputusanmu dengan Penuh Percaya Diri
Percayalah, ketika seseorang percaya diri dan bahagia dengan apa yang menjadi keputusannya, aura positif dari kebahagiaan orang itu akan terpancar dan membuat sekelilingnya ikut bahagia. Oleh karenanya, jalani apapun yang menjadi keputusanmu dengan penuh percaya diri ya!Sikap positifmu terhadap hidup ini perlahan tapi pasti akan mengikis kekhawatiran kedua orangtua akan masa depanmu.
6. Jangan Pernah Menghindar
2. Cari Waktu yang Tepat
Setelah melewati perenungan yang dalam dan menemukan jawaban yang akan diberikan, cobalah untuk mencari timing yang tepat. Timing di sini bukan hanya soal waktu, tetapi juga terkait suasana rumah dan suasana hati orang tuamu.
3. Komunikasikan dengan Orang Tua
Setelah melalui proses perenungan yang matang dan menemukan momen yang tepat, tibalah saatnya untuk memberikan jawabanmu atas pertanyaan "Kapan Nikah"? yang bernada tagihan itu.Dalam suasana yang tenang dan terkontrol, ajaklah orangtuamu berbincang r ingan untuk menyampaikan jawabanmu atas tagihan mereka. Apapun yang menjadi jawabanmu, komunikasikan hal itu dengan tenang, percaya diri, dan penuh rasa hormat. Jangan mudah tersulut ketika keputusanmu menghadapi gugatan dari mereka. Sebaliknya, sertakan alasan logis di balik setiap keputusan yang kamu ambil. Dengan pola komunikasi yang baik, orang tua akan lebih mudah cair dan menerima alasanmu.
4. Buktikan Bahwa Kamu pun Memiliki Rencana
Tidak melihat adanya rencana yang jelas menjadi alasan umum para orang tua melontarkan tagihan menikah kepada sang anak. Oleh karenanya, pada akhirnya mereka memberanikan diri melontarkan tagihan itu secara langsung. Untuk itu, ketika sesi komunikasi dilangsungkan, jangan lupa untuk memberikan ‘bocoran visi hidupmu’ ya. Bocoran visi hidup yang kamu berikan tentunya harus jelas dan terukur.
5. Jalani Keputusanmu dengan Penuh Percaya Diri
Percayalah, ketika seseorang percaya diri dan bahagia dengan apa yang menjadi keputusannya, aura positif dari kebahagiaan orang itu akan terpancar dan membuat sekelilingnya ikut bahagia. Oleh karenanya, jalani apapun yang menjadi keputusanmu dengan penuh percaya diri ya!Sikap positifmu terhadap hidup ini perlahan tapi pasti akan mengikis kekhawatiran kedua orangtua akan masa depanmu.
6. Jangan Pernah Menghindar
Rasa bosan pasti hadir ketika pertanyaan bernada tagihan itu bolak-balik bersliweran. Tapi, jangan jadikan ini sebagai alasan untuk menghindar dari berbagai pertemuan ya.Menghindar hanya akan membuat orang lain salah paham dan iba terhadapmu. Jangan biarkan hal ini terjadi. Tetaplah bersikap positif sebagaimana mestinya.
Sumber : wedding.perempuan.com
Sumber : wedding.perempuan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar